SEMARANG, suaramerdeka.com - Kemarau berkepanjangan berakibat kekeringan di sejumlah daerah di kota Semarang. Di antaranya di daerah Rowosari Meteseh Tembalang Semarang. Tak ayal saat ada bantuan / droping air bersih, sejumlah warga tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengantrenya.
Seperti halnya droping air yang diprakarsai Club of RX King Semarang (CORS) dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang di RW 9 dan RW 4 Rowosari Meteseh Tembalang, Minggu (23/9). Ratusan warga berduyun-duyun mengantre di dekat truk tangki air bersih sembari menata jerigen, ember dan galon kosong untuk diisi.
Sementara sejumlah petugas dibantu anggota klub motor CORS ikut mengatur antrian warga agar berjalan tertib. "Ada dua truk tangki air bersih yang kami salurkan dalam kegiatan bakti sosial droping air bersih di Rowosari yang dilanda kekeringan," ujar Kholiq, penasihat Club of RX King Semarang (CORS).
Bersama teman-teman klubnya, ia melakukan bakti sosial tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama. Rencananya ada enam titik, namun karena keterbatasan armada PDAM, hanya dapat dikerahkan empat titik droping hari itu, yaitu dua di antaranya di Rowosari dan sisanya di daerah Rogojembangan Mrican.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Soim SH yang ikut dalam kegiatan tersebut mengatakan sesuai dengan tugas dan fungsinya, BPBD untuk antisipasi kekeringan, telah teralokasi bantuan untuk pemberdayaan terhadap masyarakat.
"Banyaknya permintaan bantuan air bersih dari masyarakat saat kemarau menjelang, perlu kami klarifikasi dan survei permohonan droping air tersebut, sehingga akan dapat kami prioritaskan daerah yang benar-benar membutuhkan seperti di Rowosari ini," tandasnya.
Sementara itu, warga sangat antusias menerima bantuan air bersih tersebut. Sajari (48) warga Rowosari RT3/RW3 mengatakan sebenanrnya kesulitan air sudah menjadi masalah rutin saat kemarau. Menurutnya, keberadaan sungai Babon sangat membantu memenuhi kebutuhan air warga.
Namun, kemarau membuat debit air sungai tersebut menurun. Apalagi kondisi airnya pun tak jernih. "Kami tetap memanfaatkan air sungai babaon untuk mandi dan mencuci. Namun untuk air minum, kami masih menggantungkan droping dari PDAM yang biasanya dijatah satu minggu satu kali truk tangki untuk 2 RW," katanya.